Pada kegiatan pembelajaran 4 pada semester 3 telah disampaikan bahwa, ikan patin hanya dapat dipijahkan dengan cara buatan. Induk ikan disuntik menggunakan menggunakan hormon. Setelah 6-8 jam dari penyuntikan ke dua, telur induk betina dikeluarkan dengan cara
stripping / diurut.
Induk ikan patin diurut dan telur akan keluar selanjutnya ditampung dalam mangkok. Sebelum dikeluarkan telurnya, induk ikan patin terlebih dahulu di lap sampai kering agar air pada tubuh ikan tidak masuk kedalam mangkok.
Mangkok wadah penampungan telur, harus kering dan steril. Mangkok yang basah mengakibatkan telur dan sperma akan aktif sebelum diaduk. Dengan demikian telur dan sperma akan memiliki umur yang pendek dan mati.
Selanjutnya induk jantan ditangkap dan tubuhnya di lap sampai kering. Bagian perut induk ikan patin diurut mulai dari bagian dada ke arah kelamin. Sperma yang keluar ditampung pada mangkok yang telah berisi telur.
Selanjutnya telur dan sperma dalam mangkok diaduk menggunakan bulu ayam yang kering sampai merata. Untuk memudahkan pengadukan, telur dan sperma dalam mangkok dapat
dicampur larutan fisiologi natrium klorit atau sodium klorit. Selanjutnya telur yang telah diaduk merata, di tebar dalam bak penetasan yang telah disiapkan sebelumnya.
Telur yang ditebar kedalam wadah penetasan harus merata dan tidak ada yang menumpuk. Telur yang menumpuk dapat menyebabkan telur ikan mati. Wadah penetasan telur ikan patin dapat berupa akuarium, bak atau fiberglass. Wadah penetasan tersebut disiapkan dengan mencuci, sanitasi, pengisian air dan pemasangan aerasi.
Air yang dimasukkan ke dalam wadah penetasan sebaiknya disaring terlebih dahulu, agar lumut dan kotoran lainnya tidak ikut masuk ke dalam wadah penetasan.
![]() |
Proses Pemijahan dan Penetasan Telur Ikan Patin |
Tag :
Penetasan telur
0 Komentar untuk "Penetasan Telur Ikan Patin"