Penetasan telur ikan lele, mas yang dipijahkan secara semi buatan maupun alami dilakukan dengan memisahkan induk dan telur. Setelah induk selesai memijah, telur lele dumbo maupun ikan mas yang menempel di substart (kakaban) diangkat untuk ditetaskan di bak penetasan.
Induk ikan yang telah selesai memijah harus ditangkap dan dikembalikan lagi ke kolam pemeliharaan induk. Bak penetasan telur dapat berupa kolam tembok, fiberglas kolam dan sebagainya. Bak penetasan diisi air bersih setinggi 30 – 50 cm. Air bisa berasal sumur pompa, sumur timba atau sumber air lainnya, yang penting air tersebut tidak mengandung kaporit atau zat kimia berbahaya
lainnya.
Seluruh telur yang ditetaskan harus terendam air, tentunya proses ini memerlukan kakaban. Kakaban yang penuh dengan telur diletakan terbalik sehingga telur menghadap ke dasar bak. Dengan demikian telur akan terendam air seluruhnya. Telur yang telah dibuahi berwarna kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat. Di dalam proses penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen terlarut dalam air, setiap bak penetasan dipasang aerasi.
Pada beberapa telur ikan waktu penetasan berbeda-beda. Telur akan menetas tergantung dari suhu air bak penetasan dan suhu udara. Jika suhu semakin panas, telur akan menetas semakin cepat. Begitu juga sebaliknya, jika suhu rendah, menetasnya semakin lama. Telur ikan lele dumbo, ikanpatin dan bawal
akan menetas menjadi larva antara 18 –24 jam dari saat pembuahan.
Sedangkan telur ikan ikan mas menetasa setelah 36 – 48 jam dari pembuahan.Blaxter dalam Sumantadinata (1983), penetasan telur dapat disebabkan oleh gerakan telur, peningkatan suhu, intensitas cahaya atau pengurangan tekanan oksigen. Dalam penekanan mortalitas telur, yang banyak berperan adalah faktor kualitas air dan kualitas telur selain penanganan secara intensif
Induk ikan yang telah selesai memijah harus ditangkap dan dikembalikan lagi ke kolam pemeliharaan induk. Bak penetasan telur dapat berupa kolam tembok, fiberglas kolam dan sebagainya. Bak penetasan diisi air bersih setinggi 30 – 50 cm. Air bisa berasal sumur pompa, sumur timba atau sumber air lainnya, yang penting air tersebut tidak mengandung kaporit atau zat kimia berbahaya
lainnya.
Seluruh telur yang ditetaskan harus terendam air, tentunya proses ini memerlukan kakaban. Kakaban yang penuh dengan telur diletakan terbalik sehingga telur menghadap ke dasar bak. Dengan demikian telur akan terendam air seluruhnya. Telur yang telah dibuahi berwarna kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat. Di dalam proses penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen terlarut dalam air, setiap bak penetasan dipasang aerasi.
Pada beberapa telur ikan waktu penetasan berbeda-beda. Telur akan menetas tergantung dari suhu air bak penetasan dan suhu udara. Jika suhu semakin panas, telur akan menetas semakin cepat. Begitu juga sebaliknya, jika suhu rendah, menetasnya semakin lama. Telur ikan lele dumbo, ikanpatin dan bawal
akan menetas menjadi larva antara 18 –24 jam dari saat pembuahan.
Sedangkan telur ikan ikan mas menetasa setelah 36 – 48 jam dari pembuahan.Blaxter dalam Sumantadinata (1983), penetasan telur dapat disebabkan oleh gerakan telur, peningkatan suhu, intensitas cahaya atau pengurangan tekanan oksigen. Dalam penekanan mortalitas telur, yang banyak berperan adalah faktor kualitas air dan kualitas telur selain penanganan secara intensif
Tag :
Penetasan telur
0 Komentar untuk "Teknik Penetasan Telur Ikan"