Fase larva memiliki perkembangan anatomi dan morfologi yang lebih cepat dibandingkan dengan ikan yang lebih dewasa. Sebagian besar perkembangan larva ikan yang baru menetas adalah mulut belum terbuka, cadangan kuning telur dan butiran minyak masih sempurna dan larva yang baru menetas bersifat pasif.
Hari ke dua mulut mulai terbuka. Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari makan, pada saat tersebut cadangan kuning telurnya pun telah menipis yaitu tinggal 25 – 30% dari volume awal.
Telur ikan yang baru menetas dinamakan larva, tubuhnya belum sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Larva akan terus berkembang untuk menyempurnakan bentuk dan fungsi dari masingmasing organ. Perkembangan larva secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
Prolarva, larva yang masih memiliki kuning telur, tubuhnya transparent dengan beberpa butir pigmen yang fungsinya belum diketahui. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi bentuknya belum sempurna. Kebanyakan prolarva yang baru keluar dari cangkangnya tidak memiliki sirip perut yang nyata melainkan berupa tonjolan saja. Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung yang lurus.
Sistem pernafasan dan peredaran darah belum sempurna. Makanan diperoleh dari cadangan kuning telur yang belum habis diserap. Pergerakan larva ikan yang baru menetas relative sedikit, sehingga masih mudah terbawa arus. Perkembangan prolarva sangat cepat sehingga morfologi dan proporsi bagian tubuhnya cepat berubah.
Post larva, masa larva dari hilangnya cadangan kuning telur hingga terbentuknya organ-organ baru atau selesainya tahap penyempurnaan bentuk dan fungsi organ. Sehingga post larva telah dapat bergerak lebih aktif untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencari makanan, meskipun pergerakannya masih terbatas. Pada ikan mas post larva biasa dikenal dengan sebutan lokal kebul. Post larva masih mengandalkan pakan alami untuk memenuhi kebutuhannya.
Perpindahan tahap prolarva menjadi post larva merupakan masa kritis bagi perkembangan larva, hal ini disebabkan karena adanya perpindahan atau masa transisi habisnya kuning telur. Pada masa prolarva makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perkembangan tubuh diperoleh dari cadangan kuning telur melalui proses absorbsi dalam tubuh (indogenous feeding), setelah kuning telur habis terserap maka larva sudah harus mulai mencari makanan dari luar tubuhnya (eksogenous feeding).
Pada masa transisi inilah terjadi proses katabolisme berupa penghisapan kembali jaringan tubuh yang sudah terbentuk bertepatan dengan pergerakan larva. Ketika kuning telur hampir habis diserap, larva mulai beradaptasi dengan mengambil makanan dari luar tubuhnya.
Masa perpindahan inilah yang menjadi masa kritis bagi larva, karena ketersediaan pakan alami dalam media hidupnya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup larva dalam mempertahankan hidupnya.
Saluran pencernaan larva ikan umur dua hari berbentuk tabung lurus, belum ditemukan rongga pada saluran pencernaan. Ketika larva /benih umur 4 hari, saluran pencernaan mulai berlekuk sedikit. Pada umur 4 hari Pada benih umur 10 hari saluran pencernaan semakin melengkung sampai ke anus dan hati sudah lengkap.
Benih umur 12 hari rongga saluran pencernaan dan vili ( lekukan ) semakin tinggi, usus depan sudah berdiferensiasi menjadi lambung. Diantara lambung dan usus terdapat penyempitan saluran pencernaan (pylorus/katup) dan di belakangnya terdapat rongga saluran- saluran pencernaan yang biasanya menggelembung.
Aktivitas enzim protease di dalam saluran pencernaan semakin meningkat dengan bertambahnya umur benih dan mencapai puncaknya pada umur 17 hari. Peningkatan aktivitas protease tersebut disebabkan oleh meningkatnya luas permukaan usus dalam penambahan lekukan ( vili) bagian dalam usus dan bertambah panjangnya usus yang menyebabkan meningkatnya jumlah sel penghasil enzim.
Sesuai dengan pendapat Ferraris et.al (1986) bahwa peningkatan aktivitas protease disebabkan meningkatnya jaringan penghasil enzim. Penyebab lain adalah meningkatnya peran pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan baung sehingga terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pakan yang berperan sebagai substrat yang diurai oleh enzim yang ada.
Setelah berumur sehari, larva akan berkembang dan membentuk pasangan-pasangan alat sensor pada badannya yang disebut "cupulae". Alat cupulae ini seperti rambut-rambut pendek. Pada bagian ujung (dekat mulut) biasanya terdapat sepasang dan lainnya akan berada pada badannya. Alat sensor ini hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop dengan posisi larva dilihat dari bagian atas.
Dengan terbentuknya alat ini biasanya larva menjadi sensitif dari pengaruh luar. Cupulae ini akan tidak nampak atau hilang setelah larva berumur 2 hari.Menjelang hari ke 2 akan terbentuk pigmentasi pada mata kemudian dibarengi dengan terbukanya mulut.
Setelah mata betul-betul membuka yang dapat ditandai dengan adanya sepasang pigmen hitam di bagian kepala kemudian mulut larva membuka dengan sempurna maka selanjutnya larva mulai berusaha mencari dan memangsa pakan yang ada di sekitarnya. Pada saat ini, cadangan kuning telur mulai menipis.
Mulai D-3 biasanya larva sudah aktif mencari mangsa, kuning telur habis diserap dan gelembung minyak mulai menipis. Tampaknya gelembung minyak merupakan cadangan energi untuk larva sampai larva mendapatkan mangsanya.Setelah gelembung minyak habis dan larva ternyata tidak menemukan mangsanya maka larva akan mati.
Pada periode inilah merupakan masa-masa kritis. Pada D-3 umumnya larva mulai menampakkan sirip-sirip dada dan saluran pencernaannya mulai berkembang.Setelah larva berumur sekitar satu minggu, duri punggung mulai berkembang dan pigmentasi di seluruh badan mulai tampak. Untuk
selanjutnya, larva akan berkembang terus hingga sampai mengalami metamorfosis yaitu perubahan menuju bentuk ikan lengkap kira -kira berumur satu bulan.
Pada umur itu, semua organ sudah terbentuk dengan sempurna. Setiap jenis larva ikan mempunyai perbedaan perkembangan morfologi.
Sebagian besar perkembangan morfologis larva ikan yang baru menetas adalah mulut belum terbuka, cadangan kuning telur dan butiran minyak masih sempurna dan larva yang baru menetas bersifat pasif. Hari ke dua mulut mulai terbuka. Selanjutnya benih mulai berusaha.
Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari makan, pada saat tersebut cadangan kuning telurnya pun telah menipis yaitu tinggal 25 – 30% dari volume awal.Sirip dada mulai terbentuk sejak benih baru menetas meskipun belum memiliki jari-jari.
Pada hari kedua bakal sirip punggung, sirip lemak dan sirip ekor masih menyatu dengan sirip dubur. Jari jari sirip dubur muncul pada hari ke 5 dan lengkap pada hari ke 10. Pigmen mata pada larva yang
baru menetas sudah terbentuk dan hari ke 2 mata telah berfungsi. Insang pada hari ke sudah terbentuk dan berkembang sesuai umur larva. Pada umur 10 hari insang sudah mulai berfungsi.
Kuning telur ikan patin, mas, lele, baung dan sebagainya habis terserap pada hari ke 3. Sedangkan ikan nila, gurame, bawal kuning telurnya terserap setelah umur 4 hari. Perbedaan kecepatan penyerapan kuning telur ini terjadi karena ukuran kuning telur yang berbeda dan pengaruh faktor lingkungan terutama suhu dan kandungan oksigen terlarut.
Kamler dan Kohno ( 1992 ) mengatakan semakin tinggi suhu maka penyerapan kuning telur semakin cepat. Kuning telur yang diserap berfungsi sebagai materi dan energi bagi benih untuk pemeliharaan, diferensiasi, pertumbuhan dan aktivitas rutin. Buddington (1988) fungsi utama kuning
telur adalah untuk pemeliharaan dan aktivitas serta relatif kecil untuk differensiasi.
Laju penyerapan kuning telur benih ikan baung dan patin pada fase awal menetas lambat, kemudian cepat dan lambat lagi berlangsung secara eksponensial. Penyerapan lambat menjelang hingga habis terserap. Heming dan Buddington ( 1988 ) bahwa penyerapan kuning telur berlangsung secara eksponensial. Penyerapan lambat menjelang kuning telur habis terserap diduga disebabkan oleh berkurangnya luas permukaan sejalan dengan penyusutan kantung kuning telur dan
perubahan komposisi kuning telur.
Hari ke dua mulut mulai terbuka. Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari makan, pada saat tersebut cadangan kuning telurnya pun telah menipis yaitu tinggal 25 – 30% dari volume awal.
Telur ikan yang baru menetas dinamakan larva, tubuhnya belum sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Larva akan terus berkembang untuk menyempurnakan bentuk dan fungsi dari masingmasing organ. Perkembangan larva secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
Prolarva, larva yang masih memiliki kuning telur, tubuhnya transparent dengan beberpa butir pigmen yang fungsinya belum diketahui. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi bentuknya belum sempurna. Kebanyakan prolarva yang baru keluar dari cangkangnya tidak memiliki sirip perut yang nyata melainkan berupa tonjolan saja. Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung yang lurus.
Sistem pernafasan dan peredaran darah belum sempurna. Makanan diperoleh dari cadangan kuning telur yang belum habis diserap. Pergerakan larva ikan yang baru menetas relative sedikit, sehingga masih mudah terbawa arus. Perkembangan prolarva sangat cepat sehingga morfologi dan proporsi bagian tubuhnya cepat berubah.
Macam macam ukuran kuning telur ikan fase prolarva , 1 larva ikan mas, 2 larva ikan gurame, 3 larva ikan arwana |
Perpindahan tahap prolarva menjadi post larva merupakan masa kritis bagi perkembangan larva, hal ini disebabkan karena adanya perpindahan atau masa transisi habisnya kuning telur. Pada masa prolarva makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perkembangan tubuh diperoleh dari cadangan kuning telur melalui proses absorbsi dalam tubuh (indogenous feeding), setelah kuning telur habis terserap maka larva sudah harus mulai mencari makanan dari luar tubuhnya (eksogenous feeding).
Pada masa transisi inilah terjadi proses katabolisme berupa penghisapan kembali jaringan tubuh yang sudah terbentuk bertepatan dengan pergerakan larva. Ketika kuning telur hampir habis diserap, larva mulai beradaptasi dengan mengambil makanan dari luar tubuhnya.
Masa perpindahan inilah yang menjadi masa kritis bagi larva, karena ketersediaan pakan alami dalam media hidupnya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup larva dalam mempertahankan hidupnya.
Saluran pencernaan larva ikan umur dua hari berbentuk tabung lurus, belum ditemukan rongga pada saluran pencernaan. Ketika larva /benih umur 4 hari, saluran pencernaan mulai berlekuk sedikit. Pada umur 4 hari Pada benih umur 10 hari saluran pencernaan semakin melengkung sampai ke anus dan hati sudah lengkap.
Benih umur 12 hari rongga saluran pencernaan dan vili ( lekukan ) semakin tinggi, usus depan sudah berdiferensiasi menjadi lambung. Diantara lambung dan usus terdapat penyempitan saluran pencernaan (pylorus/katup) dan di belakangnya terdapat rongga saluran- saluran pencernaan yang biasanya menggelembung.
Aktivitas enzim protease di dalam saluran pencernaan semakin meningkat dengan bertambahnya umur benih dan mencapai puncaknya pada umur 17 hari. Peningkatan aktivitas protease tersebut disebabkan oleh meningkatnya luas permukaan usus dalam penambahan lekukan ( vili) bagian dalam usus dan bertambah panjangnya usus yang menyebabkan meningkatnya jumlah sel penghasil enzim.
Sesuai dengan pendapat Ferraris et.al (1986) bahwa peningkatan aktivitas protease disebabkan meningkatnya jaringan penghasil enzim. Penyebab lain adalah meningkatnya peran pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan baung sehingga terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pakan yang berperan sebagai substrat yang diurai oleh enzim yang ada.
Setelah berumur sehari, larva akan berkembang dan membentuk pasangan-pasangan alat sensor pada badannya yang disebut "cupulae". Alat cupulae ini seperti rambut-rambut pendek. Pada bagian ujung (dekat mulut) biasanya terdapat sepasang dan lainnya akan berada pada badannya. Alat sensor ini hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop dengan posisi larva dilihat dari bagian atas.
Dengan terbentuknya alat ini biasanya larva menjadi sensitif dari pengaruh luar. Cupulae ini akan tidak nampak atau hilang setelah larva berumur 2 hari.Menjelang hari ke 2 akan terbentuk pigmentasi pada mata kemudian dibarengi dengan terbukanya mulut.
Setelah mata betul-betul membuka yang dapat ditandai dengan adanya sepasang pigmen hitam di bagian kepala kemudian mulut larva membuka dengan sempurna maka selanjutnya larva mulai berusaha mencari dan memangsa pakan yang ada di sekitarnya. Pada saat ini, cadangan kuning telur mulai menipis.
Mulai D-3 biasanya larva sudah aktif mencari mangsa, kuning telur habis diserap dan gelembung minyak mulai menipis. Tampaknya gelembung minyak merupakan cadangan energi untuk larva sampai larva mendapatkan mangsanya.Setelah gelembung minyak habis dan larva ternyata tidak menemukan mangsanya maka larva akan mati.
Pada periode inilah merupakan masa-masa kritis. Pada D-3 umumnya larva mulai menampakkan sirip-sirip dada dan saluran pencernaannya mulai berkembang.Setelah larva berumur sekitar satu minggu, duri punggung mulai berkembang dan pigmentasi di seluruh badan mulai tampak. Untuk
selanjutnya, larva akan berkembang terus hingga sampai mengalami metamorfosis yaitu perubahan menuju bentuk ikan lengkap kira -kira berumur satu bulan.
Pada umur itu, semua organ sudah terbentuk dengan sempurna. Setiap jenis larva ikan mempunyai perbedaan perkembangan morfologi.
Larva dan kuning telur ikan |
Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari makan, pada saat tersebut cadangan kuning telurnya pun telah menipis yaitu tinggal 25 – 30% dari volume awal.Sirip dada mulai terbentuk sejak benih baru menetas meskipun belum memiliki jari-jari.
Pada hari kedua bakal sirip punggung, sirip lemak dan sirip ekor masih menyatu dengan sirip dubur. Jari jari sirip dubur muncul pada hari ke 5 dan lengkap pada hari ke 10. Pigmen mata pada larva yang
baru menetas sudah terbentuk dan hari ke 2 mata telah berfungsi. Insang pada hari ke sudah terbentuk dan berkembang sesuai umur larva. Pada umur 10 hari insang sudah mulai berfungsi.
Kuning telur ikan patin, mas, lele, baung dan sebagainya habis terserap pada hari ke 3. Sedangkan ikan nila, gurame, bawal kuning telurnya terserap setelah umur 4 hari. Perbedaan kecepatan penyerapan kuning telur ini terjadi karena ukuran kuning telur yang berbeda dan pengaruh faktor lingkungan terutama suhu dan kandungan oksigen terlarut.
Kamler dan Kohno ( 1992 ) mengatakan semakin tinggi suhu maka penyerapan kuning telur semakin cepat. Kuning telur yang diserap berfungsi sebagai materi dan energi bagi benih untuk pemeliharaan, diferensiasi, pertumbuhan dan aktivitas rutin. Buddington (1988) fungsi utama kuning
telur adalah untuk pemeliharaan dan aktivitas serta relatif kecil untuk differensiasi.
Laju penyerapan kuning telur benih ikan baung dan patin pada fase awal menetas lambat, kemudian cepat dan lambat lagi berlangsung secara eksponensial. Penyerapan lambat menjelang hingga habis terserap. Heming dan Buddington ( 1988 ) bahwa penyerapan kuning telur berlangsung secara eksponensial. Penyerapan lambat menjelang kuning telur habis terserap diduga disebabkan oleh berkurangnya luas permukaan sejalan dengan penyusutan kantung kuning telur dan
perubahan komposisi kuning telur.
Tag :
Perkembangan Larva ikan
1 Komentar untuk "Perkembangan Larva Ikan"
Mantap