Pemeliharaan Larva Ikan Bawal - Belajar Sekolah

Pemeliharaan Larva Ikan Bawal

Larva  ikan  bawal  dapat  dipelihara  pada  wadah  yang  sama  dengan wadah  penetasan  telur  atau  pada  wadah  yang  berbeda.  Namun umumnya  pembenih  ikan  bawal,   wadah  penetasan  berbeda  dengan
wadah  pemeliharaan  larva. 

Apabila  wadah  yang  digunakan  untuk memelihara  larva  adalah  wadah  yang  sebelumnya  telah  digunakan untuk penetasan  telur, maka  pada  2  –  3 hari setelah penetasan  telur, dilakukan  pergantian  air  dengan  membuang  ¾  bagian  air  lama  dan diganti dengan air baru.

Hal ini bertujuan untuk membuang telur yang tidak  menetas,  atau  larva  yang  mati,  sehingga  kualitas  air pemeliharaan larva sesuai dengan nilai optimumnya kembali. Namun  apabila  wadah  yang  digunakan  untuk  pemeliharaan  larva berbeda  dengan  yang  digunakan  untuk  penetasan  telur,  maka
peralatan  dan  wadah  pemeliharaan  harus  disiapkan  sebelum  larva dipindahkan  ke  dalam  wadah  pemeliharaan. 

Penyiapan  ini  bertujuan untuk  menciptakan  lingkungan  yang  optimal  bagi  larva  hidup, berkembang  dan  tumbuh,  serta  menghilangkan/mengurangi  potensi serangan mikroorganisme terhadap larva. Mengingat larva merupakan stadia  ikan  yang  paling  kritis  maka  penyiapan  wadah  pemeliharaan
larva  harus  dilakukan  secara  seksama. 

Wadah  pemeliharaan  larva sudah disiapkan 2 – 3 hari sebelum larva ditebarkan.Peralatan yang perlu disiapkan meliputi  selang dan batu aerasi, seser, dan  peralatan  sampling  (seperti  timbangan,  penggaris).  Sedangkan wadah  pemeliharaan  yang  disiapkan  dapat  berupa  akuarium,  bak semen/beton  dan  happa. 

Akan  tetapi  adakalanya  pemindahan  larva dalam  wadah  baru  tidak  diperlukan  karena  wadah  penetasan  telur dapat  berfungsi  sekaligus  sebagai  wadah  pemeliharaan  larva.  Hal  ini sangat  baik  bagi  larva,  mengingat  proses  pemindahan  larva, sebagaimana  pemindahan  telur,  berpotensi  menimbulkan  kerusakan fisiologis bagi larva.

Siklus  larva  merupakan  siklus  yang  paling  kritis,  terutama  sangat rentan terhadap serangan penyakit dan perubahan lingkungan. Untuk menghindari terjangkitnya penyakit, maka wadah pemeliharaan larva
harus  dibersihkan  dan  disanitasi  terlebih  dahulu. 

Sanitasi  wadah dilakukan  dengan  tujuan  untuk  menghindari  terjangkitnya  penyakit selama  pemeliharaan,  karena  wadah  pemeliharaan  yang  sebelumnya telah  digunakan  untuk  proses  pemeliharaan  larva  merupakan  sarana utama  bawaluknya  penyakit  pada  wadah  pemeliharaan. 

Dengan sanitasi  maka  hama  dan  penyakit  yang  menempel  pada  permukaan dan  dinding  bak  akan  mati  dan  hilang  sehingga  kemungkinan terjengkitnya penyakit akan lebih kecil.

Proses  sanitasi  untuk  bak  atau  akuarium  dapat  dilakukan  dengan beberapa  cara.  Misalnya  saja,  dengan  perendaman  wadah menggunakan air panas, pembersihan permukaan dan dinding wadah dengan  disikat,  atau  hanya  dengan  pembilasan  menggunakan  air tawar. 

Proses  sanitasi  wadah  yang  umum  dilakukan  adalah  dengan menyikat  seluruh  permukaan  dan  dinding  wadah  menggunakan deterjen  atau  bahan  lain  sampai  kotoran  yang  menempel  bersih.
Setelah  itu,  dilakukan  pembilasan  wadah  dengan  menggunakan  air tawar  untuk  menghilangkan  sisa  deterjen  yang  menempel  dan menghilangkan  bau  dari  bahan  tersebut. 

Proses  sanitasi  ini dilanjutkan dengan pengeringan wadah selama 2 – 3 hari. Pengeringan atau penjemuran ini dilakukan untuk menguapkan air sisa pembilasan, sehingga wadah benar-benar kering dan tidak berbau bahan sanitasi.

Melalui  pengeringan  atau  penjemuran  wadah  tersebut,  dapat mematikan siklus hidup penyakit yang  menempel atau tersisa. Untuk  peralatan  seperti  selang  dan  batu  aerasi  dapat  dibersihkan dengan  merendamnya  terlebih  dahulu  dengan  kaporit  atau  chlorin.

Hal  ini  dimaksudkan  untuk  memutus  siklus  penyakit  dan  mematikan hama atau kotoran yang menempel pada peralatan. Perendaman dapat dilakukan  selama  1  –  2  jam.  Setelah  itu,  peralatan  dibilas  dengan menggunakan  air  tawar  sampai  bau  klorin  atau  kaporit  benar-benar hilang.

Hal ini dilakukan untuk menghindari kematian larva akibat air yang  terkontaminasi  atau  tercemar  oleh  bau  kaporit.  Setelah  seluruh peralatan benar-benar tidak berbau khlorin atau kaporit, maka selang
dan batu aerasi dapat dipasang di dalam wadah pemeliharaan.

Untuk  peralatan  lainnya  seperti  seser,  dapat  dibersihkan  dengan membilas  menggunakan  air  tawar  dan  dijemur  di  bawah  sinar matahari.    Apabila  wadah  dan  peralatan  sudah  dibersihkan,  maka
dapat dilakukan pengisian air pemeliharaan dan pemberian aerasi.

Air yang dimasukkan adalah air yang memiliki kualitas air sesuai dengan sifat hidup larva, meliputi:
Tabel Nilai optimum kualitas air untuk larva ikan bawal

0 Komentar untuk "Pemeliharaan Larva Ikan Bawal"

Back To Top