Karakteristik Telur Ikan Secara Khusus - Belajar Sekolah

Karakteristik Telur Ikan Secara Khusus

Telur  merupakan  cikal  bakal  bagi  suatu  mahluk  hidup.  Telur  sangat dibutuhkan  sebagai  nutrien  bagi perkembangan  embrio,  diperlukan  pada saat  ”endogenous  feeding”  dan  exogenous  feeding.  Proses  pembentukan telur  sudah  mulai  pada  fase  differensiasi  dan  oogenesis  yaitu  terjadinya akumulasi  vitelogenin  ke  dalam  folikel  yang  lebih  dikenal  dengan vitelogenesis. Telur juga dipersiapkan untuk dapat menerima spermatozoa sebagai  awal  perkembangan  embrio.  Sehingga  anatomi  telur  sangat
berkaitan dengan anatomi spermatozoa.

Pada  telur  yang  belum  dibuahi,  bagian  luarnya  dilapisi  oleh  selaput yang dinamakan selaput kapsul atau khorion. Di bagian bawah khorion terdapat lagi  selaput  yang  dinamakan  selaput  vitelin.  Selaput  yang  mengelilingi plasma  telur  dinamakan  selaput  plasma.  Ketiga  selaput  ini  semuanya menempel  satu  sama  lain  dan  tidak  terdapat  ruang  diantaranya.  Bagian telur yang terdapat sitoplasma biasanya berkumpul di sebelah telur bagian atas  dinamakan  kutub  anima.  Bagian  bawahnya  yaitu  kutub  yang berlawanan terdapat banyak kuning telur yang disebut kutub vegetatif.

Kuning  telur  pada  ikan  hampir  mengisi  seluruh  volume  sel.  Kuning  telur yang  ada  bagian  tengah  keadaannya  lebih  padat  dari  pada  kuning  telur yang  ada  pada  bagian  pinggir  karena  adanya  sitoplasma.  Selain  dari sitoplasma banyak terdapat pada sekeliling inti telur.

Khorion  telur  yang  masih  baru  lunak  dan  memiliki  sebuah  mikrofil  yaitu suatu lubang kecil tempat masuknnya sperma ke  dalam telur pada waktu terjadi  pembuahan.  Ketika  telur  dilepaskan  kedalam  air  dan  dibuahi,alveoli kortek yang ada di  bawah khorion pecah dan melepaskan material koloid-mucoprotein  kedalam  ruang  perivitelin,  yang  terletak  antara membran  telur  khorion.  Khorion  mula-mula  menjadi  kaku  dan  licin, kemudian  mengeras  dan  mikrofil  tertutup.  Sitoplasma  menebal  pada kutub  telur  yang  ada  intinya,  ini  merupakan  titik  dimana  embrio berkembang.  Pengerasan  khorion  akan  mencegah  terjadinya  pembuahan polisperma.

Mutu  telur  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  yaitu  faktor  internal  dan eksternal.  Faktor  internal  meliputi  umur  induk,  ukuran  induk  dan genetika.  Faktor  eksternal  meliputi  pakan,  suhu,  cahaya,  kepadatan  dan polusi.  Kamler  (  1992)  mengatakan  bahwa  beberapa  ikan  Oncorhynchus  mykiss  memproduksi  berturut-turut  telur  yang  sedang  subur  dan  besar, dan  sifat  ini  bertahan  selama  kehidupan  reproduktifnya  dan  menurun pada  anak-anaknya.  Ikan  betina  yang  memijah  pertama  sekali
menghasilkan  telur-telur  terkecil.  Diameter  telur  meningkat  dengan  jelas untuk  pemijahan pertama  dan  pemijahan  kedua  dan  laju  peningkatan  ini lebih lambat pada pemijahan pemijahan selanjutnya.

Hubungan antara umur betina dengan ukuran telur adalah kuadrat dimana betina muda yang memijah untuk pertama sekali memproduksi telur-telur terkecil, betina umur sedang menghasilkan telur terbesar dan betina   umur tua  menghasilkan  telur  lebih  kecil.  Persentase  protein  dan  lipida  dalam telur  ikan  meningkat  dengan  meningkatnya  umur  ikan  sampai  nilai maksimum dan kemudian pada Cyprinus carpio jumlah asam-asam amino paling  rendah  pada  umur  induk  betina  3  tahun  dan  paling  tinggi  pada umur  7-8  tahun  dan  menurun  lagi  pada  umur  11  –  14  tahun.  Hal  yang sama  juga  terjadi  pada  laju  pertumbuhan  embrio  yang  lebih  tinggi  pada umur  betina  6-8   tahun.  Selain  itu,  ukuran  tubuh  induk  menentukan ukuran tubuh keturunan. Kamler, ( 1992) menemukan 162 spesies ikan air tawar, diameter telur berkorelasi nyata dengan panjang ikan saat matang gonad. Demikian juga peningkatan bobot telur sejalan dengan peningkatan bobot badan.

Pasokan  makanan  lebih  melimpah  umumnya  memproduksi  telur  yang lebih  besar  daripada  spesies  yang  sama  yang  menerima  lebih  sedikit makanan.  Tetapi  pengaruh  pasokan  makanan  tidak  terlihat  pada perubahan  komposisi  proksimat  telur,  persentase  dan  daya  hidup  larva.

Pengaruh pembatasan makanan terhadap mutu telur diimbangi  oleh fakta bahwa ikan dapat mempertahankan mutu telurnya dengan mempengaruhi jumlahnya dan lipida yang ada dalam gonad dapat digunakan untuk tujuan matabolik hanya di bawah kondisi kekurangan makanan yang parah. Telur  dari  71  spesies  Cyprinidae  ditemukan  telur  yang  lebih  besar diperoleh  dari  spesies  yang  menghuni  perairan  yang  lebih  dingin  pada lintang tinggi. Terdapat keterkaitan antara suhu selama puncak pemijahan, ukuran  telur  dan  larva  pengeraman.  Pada  Oncorhynchus  mykiss  efisiensi pemanfaatan kuning telur untuk pertumbuhan embrio lebih rendah dalam perairan  yang  lebih  dingin.  Suhu  hangat  menyeleksi  telur  kecil  karena telur besar mempunyai rasio permukaan terhadap volume yang lebih kecil, yang tidak sesuai di perairan hangat  yang kekurangan oksigen.

Pengaruh salinitas  terhadap  sifat  telur  ada  kecenderungan  telur  ukuran  kecil dihasilkan  oleh  ikan  ikan  laut.  Demikian  juga  kandungan  kalori  bahan kuning telur. Ikan yang menyebarkan  telurnya  ketika pemijahan, seperti  pelagofil  atau fitofil,  memproduksi  telur-telur  kecil,  telur  ikan  yang  menyembunyikan
telurnya berukuran lebih besar dan telur terbesar berasal  dari ikan  yang mempunyai  banyak  waktu  geologis  untuk  mengembangkan  perilaku pemeliharaan  induk,  misalnya  ikan  yang  membawa  telurnya  secara internal.

Telur  ikan  ada  yang  mengapung  di  permukaan  air  atau  melayang  dalam air.  Hal  tersebut  bergantung  kepada  berat  jenis  telur  ikan  berhubungan dengan kandungan butiran minyak di dalam telur.
0 Komentar untuk "Karakteristik Telur Ikan Secara Khusus"

Back To Top