Sebelum penebaran benih ikan, dilakukan ditentukan padat penebaran benih ikan. Padat nebaran benih ikan tergantung dari daya dukung kolam. Daya dukung kolam adalah kemampuan sumberdaya kolam mendukung kehidupan benih ikan untuk dapat berkembang dan tumbuh secara optimal.
Oleh sebab itu untuk menentukan padat tebar benih perlu dilakukan pengamatan dan analisa daya dukung kolam. Daya dukung kolam terdiri dari oksigen terlarut, suhu, jumlah fitoplanton,
jumlah zooplanton, debit air dan sebagainya. Padat penebaran sangat tergantung kepada ”Caryng Capacity” kolam tersebut dan sifat serta ukuran ikan.
Carryng capacity bisa diartikan daya dukung kolam yang menyangkut kelimpahan pakan alami, ketersediaan oksigen serta minimalnya faktor penggangu hidupnya ikan. Carryng capacity bisa dihitung, contoh : ada beberapa juta sel per ml kelimpahan planktonnya,
ada berapa ppm kandungan oksigennya atau berapa kapasitas oksigen per volume kolam tersebut.
Kemudian dengan menggunakan metode sampling ada berapa juta sel plankton yang terdapat dalam perut ikan dan berapa laju kecepatan respirasi ikan tersebut dalam menyerap oksigen.
Penebaran benih dilakukan bertujuan untuk menempatkan ikan dalam kolam pemeliharaan dengan padat penebaran tertentu. Padat penebaran adalah jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume.
Padat penebaran benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas, sehingga
pemeliharaannya juga harus semakin intens. Selain itu, semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin tinggi pula tingkat teknologi yang digunakan.
Benih ditebar pada pagi atau sore hari saat suasana teduh untuk menghindari fluktuasi suhu yang panas, sehingga benih yang ditebarkan tidak mengalami stress. Sebelum larva/ benih ikan dilepas terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses penebaran adalah aklimatisasi suhu. Aklimatisasi merupakan proses adaptasi benih terhadap lingkungan yang baru, khususnya adalah penyesuaian suhu dari lingkungan yang lama dengan lingkungan yang baru. Apabila ben ih
didatangkan dari lokasi yang cukup jauh dan dikemas dengan menggunakan kantong plastik, maka proses aklimatisasi dilakukan dengan cara memasukkan kantong pengangkutan benih tersebut di permukaan air dalam kolam.
Setelah didiamkan selama 5 – 10 menit, maka pada kantong tersebut dapat ditambah air yang diambil dari kolam pemeliharaan benih yang baru sedikit demi sedikit, hingga kondisi suhu air di dalam kantong plastik sama dengan suhu air yang ada di dalam kolam.
Aklimatisasi adalah suatu cara ikan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru. Lingkungan baru tersebut adalah suhu, pH dan salinitas.
Suhu merupakan ”Controling factor” yaitu apabila suhu air berubah maka faktor yang lain akan berubah. Sedangkan p termasuk ”Masking factor” yaitu sebagai faktor pengendali perubahan kimia dalam air. Ikan mempunyai alat dan cara untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Alatalat tersebut akan dipergunakan pada saat sedang mengadakan proses osmoregulasi.
Alat-alat tersebut antara lain kulit, insang, ginjal. Namun demikian ikan mempunyai batas toleransi terhadap perubahan lingkungannya. Begitu juga ikan mempunyai batas toleransi terhadap perubahan lingkungannya. Sebagai contoh ikan hanya mampu mentolerir perubahan suhu hanya ± 5 C, perubahan ini mampu ditolerir 0,5 C permenit. Betapa pentingnya kehati-hatian saat pelepasan benih ikan.
Oleh sebab itu untuk menentukan padat tebar benih perlu dilakukan pengamatan dan analisa daya dukung kolam. Daya dukung kolam terdiri dari oksigen terlarut, suhu, jumlah fitoplanton,
jumlah zooplanton, debit air dan sebagainya. Padat penebaran sangat tergantung kepada ”Caryng Capacity” kolam tersebut dan sifat serta ukuran ikan.
Carryng capacity bisa diartikan daya dukung kolam yang menyangkut kelimpahan pakan alami, ketersediaan oksigen serta minimalnya faktor penggangu hidupnya ikan. Carryng capacity bisa dihitung, contoh : ada beberapa juta sel per ml kelimpahan planktonnya,
ada berapa ppm kandungan oksigennya atau berapa kapasitas oksigen per volume kolam tersebut.
Kemudian dengan menggunakan metode sampling ada berapa juta sel plankton yang terdapat dalam perut ikan dan berapa laju kecepatan respirasi ikan tersebut dalam menyerap oksigen.
Penebaran benih dilakukan bertujuan untuk menempatkan ikan dalam kolam pemeliharaan dengan padat penebaran tertentu. Padat penebaran adalah jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume.
Padat penebaran benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas, sehingga
pemeliharaannya juga harus semakin intens. Selain itu, semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin tinggi pula tingkat teknologi yang digunakan.
Benih ditebar pada pagi atau sore hari saat suasana teduh untuk menghindari fluktuasi suhu yang panas, sehingga benih yang ditebarkan tidak mengalami stress. Sebelum larva/ benih ikan dilepas terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses penebaran adalah aklimatisasi suhu. Aklimatisasi merupakan proses adaptasi benih terhadap lingkungan yang baru, khususnya adalah penyesuaian suhu dari lingkungan yang lama dengan lingkungan yang baru. Apabila ben ih
didatangkan dari lokasi yang cukup jauh dan dikemas dengan menggunakan kantong plastik, maka proses aklimatisasi dilakukan dengan cara memasukkan kantong pengangkutan benih tersebut di permukaan air dalam kolam.
Setelah didiamkan selama 5 – 10 menit, maka pada kantong tersebut dapat ditambah air yang diambil dari kolam pemeliharaan benih yang baru sedikit demi sedikit, hingga kondisi suhu air di dalam kantong plastik sama dengan suhu air yang ada di dalam kolam.
Proses aklimatisasi benih ikan |
Aklimatisasi adalah suatu cara ikan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru. Lingkungan baru tersebut adalah suhu, pH dan salinitas.
Suhu merupakan ”Controling factor” yaitu apabila suhu air berubah maka faktor yang lain akan berubah. Sedangkan p termasuk ”Masking factor” yaitu sebagai faktor pengendali perubahan kimia dalam air. Ikan mempunyai alat dan cara untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Alatalat tersebut akan dipergunakan pada saat sedang mengadakan proses osmoregulasi.
Alat-alat tersebut antara lain kulit, insang, ginjal. Namun demikian ikan mempunyai batas toleransi terhadap perubahan lingkungannya. Begitu juga ikan mempunyai batas toleransi terhadap perubahan lingkungannya. Sebagai contoh ikan hanya mampu mentolerir perubahan suhu hanya ± 5 C, perubahan ini mampu ditolerir 0,5 C permenit. Betapa pentingnya kehati-hatian saat pelepasan benih ikan.
Tag :
Teknik Pembenihan ikan
0 Komentar untuk "Cara Penebaran / Pelepasan Benih Ikan"